Pagi yang cerah dan udara yang sejuk ketika aku terbangun di hari pertama kuliah setelah beberapa hari yang lalu sibuk ospek. Semua terasa begitu beda semua terasa jauh berbeda. Timbul semangat yang baru untuk menapak masa depan. Lisa itulah gadis 18 tahun yang baru terdaftar sebagai mahasiswa sebuah universitas kedokteran.
Kampus yang begitu megah, asri dan terlihat seperti rumah sakit itu kini mulai disibukkan dengan ratusan mahasiswa. Namun lisa masih belum siap untuk memulai hidup barunya, pagi itu dia duduk di bangku taman di salah satu sudut kampus.
“Bengong aja lo! “ tegur Ratna
“ Ah lo bikin gue kaget aja! “
Ratna adalah mahasiswa kedokteran juga, kami kenal ketika ospek. Ratna memang teman baru bagi ku tapi kami udah deket banget. Walaupun aku merasa dia masih menyembunyikan sesuatu dari aku, tapi aku ga pernah mempermasalahkan itu yang jelas kami adalah friend.
“Eh kuliah dah mau mulai ni, kita masuk yuk! Ato lo masih mau disini?”
“Ah gue masih mau di sini, lo masuk ja duluan ntar gue nyusul!”
“Ya udah dech gue duluan.”
“Udah sana !”
Beberapa jam kemudian waktu kuliah pun berakhir, aku dan Ratna pulang bersama.
“Ntar lo ada acara ga Lis?”
“Ntar ya… kayaknya ga dech!”
“Gimana lo ntar malem kita jalan- jalan ato kita pergi makan malem? Gue mau ngenalin cowo gue ama lo!”
“ Ya dech, ntar malem kita pergi makan.”
“Sekalian lo bawa calon cowo lo!”
“Waduh klo itu gue ga bisa, gue kan dah bilang ma lo klo gue belum mau punya cowo sekarang.”
“ Ya udah klo gitu, ntar gue tunggu lo di tempat biasa.”
Jam 7.20 aku datang ke tempat kami berjanji. Di sana udah ku lihat Ratna dengan seorang cowo yang udah ga asing lagi bagi ku. Dia Dika,Ya dia Dika. Mantan pacarku setahun yang lalu.Dika dulu pernah menjadi bagian hidup aku, tapi disaat kami merasakan kebahagian dalam pacaran Dika minta putus dari aku. Sampai sekarang aku ga tau apa penyebabnya.
“Woi Lis, sini lo! Terdengar Ratna memanggil dari sebuah sudut.
Tanpa berpikir panjang aku mendekati mereka tanpa menghiraukan perasan aneh yang kini mulai aku rasakan.
“ Lo kok telat sih Lis? “
“ Ah Cuma 10 menit kok”
“ Eh kenalin nie cowo gue”
Aku benar- benar kaget waktu itu, ketika aku mau menyalaminya Dika berkata.
“ Kami udah saling kenal, kami dulu satu sekolah.”
“ Oh jadi kalian udah saling kenal ya!? Bagus dech, nah sekarang kita pesan makanan aja!”
“Hatiku tak bisa berbohong, kalo sebenarnya aku masih bisa merasakan tatapan Dika. Tatapan yang tak pernah bisa aku lupakan. Apa mungkin Dika masih sayang ama aku, ato itu Cuma perasaan ku aja.” Tanya ku dalam hati.
Kami hanya terdiam aja di depan Ratna, tak ada kata yang bisa terucap. Hingga malam tiba dan kami pun memutuskan untuk pulang.
“ Lis lo pulang ama kita aja ya?” pinta Ratna.
“ Ga usah gue pulang naik taksi aja”
“Ga kamu pulang ama kita aja, lagian ni udah malem ga baik anak gadis pulang naik taksi malem- malem begini.” Pinta Dika.
“ Bener Lis lo pulangnya ama kita aja! Ntar abis Dika nganter gue langsung nganter lo, kan rumah lo ama Dika satu arah.”
Aku ga bisa menghindar lagi, aku akhirnya memutuskan untuk pulang bareng mereka.
Setelah mengantar Ratna aku dan Dika berhenti di sebuah taman dan di sana kami bercerita panjang lebar mengenai banyak hal yang kami alami setelah kami putus. Tapi ada hal yang sangat membuat aku kaget, ini mangenai Ratna.
“ Lis kamu tau ga kenapa dulu aku minta putus dari kamu?”
“ Aku udah ga mau membahas itu.”
“ Tapi kamu perlu tau, kalo dulu kita putus karena orang tua ku dan orang tuanya Ratna. Aku tau kamu pasti binggung, tapi aku akan menceritakannya padamu.”
Aku benar- benar bingung mendengar kata- kata yang diucapkanma Dika tapi aku berusaha untuk mendengarkan segala penjelasannya.
“ Ratna sekarang sedang mengidap kanker darah stadium akhir, dia sedang berusaha utuk bertahan hidup. Dan kami berusaha untuk mewujudkan semua keinginannya di sisa hidupnya ini, termasuk aku harus putus dari kamu dan menguliahkannya di universitas kedokteran. Ratna sudah ga punya banyak waktu jadi kita harus bisa membuat dia bahagia sebelum kita nanti menyesal.”
“ Jadi Ratna dan kamu……….?”
“ Ya Lis semua ini aku lakukan buat Ratna.”
Aku sekarang baru sadar ternyata benar Ratna menyembunyikan sesuatu yang besar pada ku.
Setelah itu aku dan Dika menjadi lebih memperhatikan Ratna. Siang itu ketika jam kuliah berakhir, aku dan Ratna duduk di bangku taman kampus. Saat itu aku melihat Ratna begitu berbeda mukanya pucat dan terlihat sangat pucat.
“ Lis sekarang lo sudah taukan penyakit yang gue derita? Hidup gue sudah ga lama lagi. Walupun sebenarnya gue masih pengin hidup, merasakan semua yang orang lain rasakan menjadi seorang dokter,seorang istri, gue masih pengin hidup Lis.”
“ Lo pasti bisa merasakan itu semua Na, makanya lo mesti bertahan!”
Seakan tak ada lagi kata yang bisa aku ucapkan pada sahabatku yang ada di ambang maut.
Seminggu sudah Ratna ga kuliah hingga akhirnya aku mendengar kabar dari Dika mengenai keadaan Ratna,Dika bilang Ratna sekarang ada di rumah sakit. Dua hari sudah Ratna ga sadarkan diri, calon dokter itu terbaring lemah di ranjang rumah sakit dan tubuhnya penuh dengan berbagai alat yang membantunya tetap bertahan.
“ Na lo bangun donk, itu lo harus lihat di luar lagi gerimis,kesukaan lo jadi lo harus bangun sebelum hujan menghacurkan nya!” kataku sambil merangkul tubuh yang lemah itu.
Semua yang menungu Ratna di ruangan itu menangis hingga terisak,mereka sibuk dengan kesedihan mereka masing- masing termasuk Dika. Sesaat semua orang di ruangan itu terdiam dan Ratna membuka matanya dan menyelipkan senyum manis di bibirnya sebelum dia kemudian menutup matanya untuk selamanya.
Saat itu tangis semua yang mengasihinya pecah, Ratna telah pergi diiringi gerimis di pagi hari yang indah. Aku hanya bisa mengucapkan selamat jalan buat sahabatku sambil tetap merangkulnya hingga tak terasa lagi ku rasakan kehangatan tubuh sahabatkku.
Sehari setelah pemakaman Ratna, Tante Rati meminta aku dan Dika datang mengunjunginya.
“ Lisa tante Cuma mau bilang kalo Ratna nitip ini ma kamu.” Kata tante Rati sambil menyodorkan sepucuk amplop warna merah marun dan kemudian beliau meninggalkan kami sambil menangis.
Kemudian aku dan Dika pergi dari sana dan menuju tempat dimana ada kenangan Ratna.Di sana aku dan Dika membaca surat yang ditulis Ratna sebelum maut menjemputnya.
Buat:
Sahabatku Lisa & Dika
Sobat maafin gue ya…gue udah banyak buat kalian susah. Karang Si nyusahin itu udah ga ada jadi kalian bisa tenang. Lis gue kembalin cowo lo, kemarin gue Cuma minjem sebentar kok,lo jangan marah ya! Sekarang lo jaga Dika OK!
Buat Dika gue ucapin makasi banyak, karena gue lo dulu harus putus ama Lisa. Sekarang lo harus jaga lisa buat gue OK!
Dan buat kalian berdua sekarang gue minta bantuan, tolong bantu gue menjaga kedua ortu gue,mereka udah ga punya siapa- siapa lagi. Kalian ga usah sedih, gue akan baik- baik aja kok walupun dunia kita berbeda kita akan tetap menjadi sahabat sejati.
Thank’s
Ratna
Tak terasa air mata ini terurai, aku dan Dika benar- benar sudah kehilangan dia. Dia sudah pergi yang ada sekarang cuma kenangan tentangnya.
Oleh: 7- RI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar