22/04/10

Minat

1) Definisi Minat

Minat dan belajar merupakan dua hal yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Tinggi rendahnya minat akan mempengaruhi hasil belajar.
Pengertian minat menurut bahasa (etimologi), ialah usaha dan kemauan untuk mempelajari (learning) dan mencari sesuatu. Secara terminologi, minat adalah keinginan, kesukaan dan kemauan terhadap sesuatu hal.



Minat memiliki arti yang cukup banyak, seperti dalam kutipan berikut. Guilford (dalam Sukerta, 2010:10) minat ialah kecenderungan tingkah laku umum seseorang untuk tertarik kepada sekelompok hal tertentu. Andi Mapiare mengemukakan bahwa minat merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, penderitaan, prasangka, rasa takut, dan kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.

Hurlock (1993) mengatakan bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Ketika sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi minat dan kemudian hal tersebut akan menimbulkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun, maka minatnya juga akan menurun. Sehingga minat bersifat tidak permanen dan selalu berubah atau bersifat sementara.

Crow & Crow (dalam Nurkancana, 2007:25) menjabarkan bahwa minat dapat menunjukkan kemampuan untuk memperhatikan seseorang, suatu barang atau kegiatan atau sesuatu yang mampu memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri. Minat dapat menjadi sebab suatu kegiatan dan hasil dari turut sertanya dalam kegiatan tersebut. Lebih lanjut Crow & Crow menyebutkan bahwa minat memiliki hubungan yang erat dengan dorongan-dorongan, motif-motif, dan respon emosional.

Lebih lanjut seorang ahli yaitu Wrightstone (dalam Nurkancana, 2007:26) mengemukakan bahwa minat yang timbul dari kebutuhan anak-anak  merupakan faktor pendorong bagi anak dalam melakukan usahanya. Jadi dapat dilihat bahwa minat sangat penting dalam pendidikan, sebab merupakan sumber dari usaha. Anak-anak tidak perlu mendapat dorongan dari luar, apabila pekerjaan yang dilakukannya cukup menarik minatnya.

Menurut Slameto (2003:180) minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri  dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka akan semakin besar minat.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulakan bahwa minat merupakan suau kecenderungan dalam diri individu sebagai kekuatan yang menjadi daya penggerak dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang disenangi dan dipilih secara bebas serta dilakukan dengan penuh ketekunan.

2)   Cara Membangkitkan Minat

Suatu minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Walapun minat terhadap suatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi umum akan membuat seseorang mempelajarinya.

Slameto (2003:180) mengemukakan bahwa mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti menunjukan pada siswa bagimana pengetahuan atau kecakapan terentu memepengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajar akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat untuk mempelajarinya.

Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subjek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada.  Tanner & Tanner (1975) menyarankan agar para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang. Rooijakkers (1980) berpendapat hal ini dapat pula dicapai dengan cara menghubungkan bahan pengajaran dengan sesuatu berita yang sensasional yang telah diketahi kebanyakan siswa.

3)   Klasifikasi Minat

Menurut pendapat Nurkancana dan Sunartana (1986:238) menyatakan minat dapat dikelompokan menjadi sepuluh macam yaitu: (a) minat terhadap alam sekitar (out door), (b) minat minat mekanik (mechanical), (c) minat hitung menghitung (computational), (d) minat sain (science), (e) minat persuasif (persuasive), (f) minat seni (art), (g) minat literer (literary), (h) minat musik (musical), (i) minat layanan sosial (social service), (j) minat administratif (clerical).

Minat terhadap alam sekitar merupakan minat terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan alam, binatang dan tumbuh-tumbuhan. Minat mekanik merupakan minat terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan mesin. Minat hitung menghitung yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan hitung-menghitung. Minat sain yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan pengembangan sain, penemuan fakta-fakta baru, dan pemecahan problem. Minat persuasif adalah minat terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan mempengaruhi orang lain. Minat seni merupakan minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan seni, kerajinan dan kreasi tangan. Minat literer merupakan minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan membaca dan mengarang. Minat musik yaitu minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan lagu dan nada. Minat layanan sosial merupakan minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan membantu orang lain. Minat administratif merupakan minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan administrasi.

Menurut E.K. Strong (dalam Nurkancana, 2007:26) minat diklasifikasikan atas sepuluh jenis minat, yaitu: (a) minat terhadap ilmu pengetahuan, (b) minat terhadap pekerjaan yang bersifat teknis, (c) minat terhadap masalah produksi, (d) minat terhadap musik, (e) minat terhadap pekerjaan akuntansi, (f) minat terhadap masalah-masalah bisnis, (g) minat terhadap bahasa, (h) minat terhadap kepemimpinan, (i) minat terhadap pekerjaan profesional, (j) minat terhadap industri.

Klasifikasi lain dikemukakan oleh Holland. Menurut Holland ada enam kelompok minat yaitu: (a) minat terhadap hal-hal yang bersifat kenyataan (realistic), (b) minat terhadap penelitian atau penemuan-penemuan baru (investigative), (c) minat terhadap keindahan (artistic), (d) minat yang berhubungan dengan orang-orang (social), (e) minat yang berhubungan dengan usaha/perusahaan (enterpricing), (f) minat terhadap hal-hal yang bersifat konvensional (conventional).   

4)   Peranan Minat dalam Belajar

Minat merupakan salah satu hal yang ikut menentukan keberhasilan seseorang dalam segala bidang, baik dalam studi, kerja, dan kegiatan-kegiatan lain, termasuk hasil belajar yang dipengaruhi oleh minat belajar. Minat merupakan faktor pendukung psikologis dalam belajar. Menurut Wahyu Suthedja dan Pudjawan (dalam Sukerta, 2010:16) menyimpulakan kehadiran minat terhadap suatu objek pendidikan, menolong keajegan adanya tujuan, sikap, dan cara-cara belajar yang memadai.

Slameto (2003:2) mengatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Minat mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Minat belajar memiliki hubungan timbal balik terhadap hasil belajar. Minat yang tinggi dapat mendukung hasil belajar yang lebih baik, dan hasil belajar pun dapat mempengaruhi minat. Hasil belajar yang baik pada mata pelajaran tertentu dapat memperbesar minat seseorang pada mata pelajaran tersebut, bahkan juga pada hal-hal lain yang berhubungan dengan mata pelajaran tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa minat dan hasil belajar saling mempengaruhi.
Sesuai dengan uraian di atas maka dapat disipulkan bahwa minat belajar merupakan faktor pendukung psikologis dalam mencapai tujuan yang diharapkan dalam belajar. Minat belajar yang tinggi akan memberikan hasil belajar yang baik, sedangkan minat belajar yang rendah akan memberikan hasil belajar yang rendah pula.

1 komentar: